Visi dan Misi
Visi
Menjadi Bank Retail yang SEHAT dan TERPERCAYA
Menjadi mitra bisnis yang handal dan dapat dipercaya dengan pelayanan optimal
Misi
Memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah
Meningkatkan produktivitas dan pelayanan perbankan
Fokus pada pembiayaan UMKM
1
Sekilas Sejarah
2
Bank Mitraniaga merupakan Bank Umum Swasta Nasional yang didirikan pada tahun 1989
berdasarkan akta nomor 85 tanggal 5 Juli 1989 dari Notaris Benny Kristanto S.H. dengan
persetujuan prinsip dari Departemen Keuangan Republik Indonesia No. S76/MK.13/1989.
Anggaran Dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. C2-6826 HT.01.01 Th 1989 tanggal 29 Juli 1989. Kepemilikan saham Bank Mitraniaga telah
mengalami beberapa kali perubahan, kondisi yang terakhir tercatat dalam akta No. 21 dari Notaris
Esther Setiawati Santoso S.H. pada tanggal 24 Mei 2004. Dalam peningkatan modal Bank telah
dilakukan secara 5 tahap yang tertuang dalam anggaran dasar oleh Notaris Esther Setiawati Santoso S.H.
yaitu :
Pertama, tanggal 27 September 2007 dengan akta No. 54 yang mengatur peningkatan modal disetor
sebanyak 2500 lembar saham atau sebesar Rp. 25.000.000.000,- (Dua Puluh Lima Milyar Rupiah).
Kedua, tanggal 19 Nopember 2007 dengan akta No. 45 mengenai penambahan modal disetor
sebanyak 2000 lembar saham atau sebesar Rp. 20.000.000.000,- (Dua Puluh Milyar Rupiah).
Ketiga, pada tanggal 6 Desember 2007 dengan akta No. 01 mengatur peningkatan modal
disetor sebanyak 900 lembar saham atau sebesar Rp. 9.000.000.000,- (Sembilan Milyar Rupiah).
Akta ini telah dilaporkan kepada Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia yang
tercantum dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar tanggal 15 Februari
2008 dengan No. AHU-AH.01.10-3663.
Keempat, pada tanggal 24 Maret 2008 yang tercatat dalam akta notaris No. 56 tanggal 22 Desember
2009 sebesar Rp. 400.000.000,- (Empat Ratus Juta Rupiah)
Sedangkan untuk penambahan modal yang paling terakhir tercatat dalam akta notaris No. 139
tanggal 25 Agustus 2010 dengan menjadi sebesar Rp. 108.400.000.000,- ( Seratus Delapan Milyar
Empat Ratus Juta rupiah )
Sejalan dengan program Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Bank Mitraniaga telah memenuhi kriteria
sebagai Bank dengan modal inti minimal Rp. 100 Milyar. Kondisi permodalan ini akan memberikan
keunggulan kompetitif bagi Bank dalam memanfaatkan segala peluang yang ada. Seiring dengan
berjalannya waktu, Bank Mitraniaga sebagai lembaga keuangan terpercaya yang memberikan jasa dan
pelayanan perbankan yang lebih beragam dan sesuai kebutuhan nasabah selalu melakukan langkah langkah perbaikan, pembaharuan dan pengembangan di segala bidang sejalan dengan tuntutan dan
perkembangan pasar serta para stakeholder-nya.
Konsistensi pada komitmen untuk terus berkembang dan memberikan pelayanan yang terbaik
dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian yang tetap terus dilakukan. Dengan didukung oleh
sumber daya manusia yang struktur pendidikannya lebih baik, maka Bank Mitraniaga diharapkan akan
senantiasa tumbuh dan berkembang tanpa mengabaikan kualitas pelayanan kepada nasabah
melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu untuk mengantisipasi perkembangan
lingkungan usaha dan perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa keuangan, Bank terus
menyempurnakan sistem dan mekanisme pelayanan dengan pengelolaan yang profesional dan
berintegritas tinggi.
Hingga akhir 2010, Bank Mitraniaga telah memiliki 10 (sepuluh) jaringan kantor tersebar di Jakarta
dan Surabaya yang siap melayani nasabahnya dengan layanan terbaik, yang terdiri dari 1 (satu) Kantor
Pusat Operasional, 1 (satu) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu dan 1 (satu) Kantor Kas.
Dalam waktu dekat penambahan jumlah jaringan kantor di daerah sekitar Jakarta dan luar Jakarta akan
segera dilaksanakan guna memperkokoh kegiatan usaha Bank.
3
Sambutan Dewan Komisaris
Selama tahun 2010 proses pemulihan ekonomi global masih
terus berlanjut. Pemulihan ini terutama ditopang oleh
kondisi ekonomi negara-negara di kawasan Asia, seperti Cina
dan India. Berlanjutnya perbaikan ekonomi global tersebut
berdampak positif terhadap ekonomi Indonesia.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 juga terus membaik,
hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai
6,1 %, lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan tahun
sebelumnya yang tercatat sebesar 4,6%.Tahun 2010 merupakan
tahun yang menggembirakan pula bagi Bank Mitraniaga.
Hasil kinerja Bank menunjukkan pertumbuhan usaha
dan perolehan laba yang cukup memuaskan. Pendapatan
bunga bersih tumbuh dan laba bersih naik, didukung oleh
pertumbuhan kredit dan kenaikan total dana pihak ketiga.
Melalui ekspansi bisnis pada tahun 2010, Bank Mitraniaga telah membuka 1 (satu) Kantor Cabang
di Surabaya dan 1 (satu) Kantor Cabang Pembantu Kebon Jeruk, sebagai bagian dari upaya Bank
untuk membangun kepercayaan dari nasabah. Komitmen Bank Mitraniaga untuk melayani segmen
perbankan konsumer dan ritel tetap menjadi fokus utama di tahun ini.
4
Namun seiring persaingan di segmen ini yang kian ketat, kami melihat upaya manajemen untuk
terus menerapkan prinsip kehati-hatian, sehingga kami dapat memelihara kepercayaan yang telah
diberikan oleh nasabah selama ini. Dengan dukungan semua pemangku kepentingan, kami akan terus
melangkah maju dengan penuh keyakinan dan optimisme. Seperti halnya yang telah kami lakukan,
kami sangat menyadari pentingnya mempertahankan budaya kepatuhan dan kami masih memerlukan
pandangan dan bimbingan regulator.
Atas nama Dewan Komisaris, kami menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Direksi dan
segenap karyawan untuk kerja keras, dedikasi dan kontribusi mereka sepanjang tahun, dan
penghargaan kami kepada seluruh nasabah atas dukungan yang diberikan kepada Bank Mitraniaga.
Kami harapkan kerja sama yang telah terjalin dengan baik dapat ditingkatkan di tahun mendatang.
Willy Yonathan
Komisaris Utama
Gaguk Hartadi
Komisaris Independen
Tisno Sastrodihardjo
Komisaris
Sambutan Direksi
Alexander F. Rori
Direktur Kepatuhan
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih karunia yang
dilimpahkan kepada Bank Mitraniaga karena kita dapat melalui tahun 2010 dengan
sejumlah pencapaian yang patut dibanggakan. Kondisi ini tidak lepas dari kondisi pertumbuhan
ekonomi yang terus membaik. Di tengah kondisi perekonomian global yang semakin
kondusif tersebut, perekonomian Indonesia pada tahun 2010 tumbuh mencapai 6,1%, lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,6%. Berbagai
lembaga ekonomi internasional juga memberikan penilaian positif atas kondisi ekonomi Indonesia.
Industri perbankan pada tahun 2010 semakin solid sebagaimana tercermin pada tingginya
rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan)
yang rendah. Selain itu, intermediasi perbankan juga semakin membaik tercermin dari pertumbuhan
kredit yang mencapai 22,8%. Bagi Bank Mitraniaga secara umum, stabilitas sistem keuangan yang
membaik pada tahun 2010 membawa dampak positif bagi kinerja Bank Mitraniaga, hal ini tercermin dari
total aset akhir tahun 2010 sebesar Rp. 553.012 juta yang berarti naik sebesar 31,36% dibanding aset akhir
tahun 2009 sebesar Rp.420.991 juta. Jumlah Kredit yang disalurkan pada akhir tahun 2010 ini
meningkat 24,47% menjadi Rp. 229.222 juta.
Jumlah modal inti dan modal pelengkap Bank Mitraniaga pada akhir tahun 2010 adalah
sebesar Rp. 105.495 Milyar dan ratio kecukupan modal (CAR) sebesar 34,45%. Meskipun
demikian Bank Mitraniaga tetap berhati-hati dalam menjalankan aktivitas usahanya dan melakukan
penerapan manajemen risiko dengan menghitung profil risiko yang menggunakan metode standard
sesuai ketentuan yang berlaku dan melakukan review terhadap batas limit risiko secara periodik.
Kehati-hatian meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran dan keahlian teknis tentang
5
manajemen risiko diperbankan dan semakin meningkatnya transparansi dan keterbukaan di tengah
masyarakat, sehingga Bank Mitraniaga harus berupaya keras untuk menjaga risiko reputasi.
Meningkatnya kehati-hatian akan sangat membantu terpeliharanya stabilitas sistem keuangan ke depan.
Namun demikian, Bank Mitraniaga berupaya agar kehati-hatian tidak menjadi sesuatu yang
berlebihan sehingga menghambat pertumbuhan, termasuk pertumbuhan kredit secara wajar
yang justru sangat dibutuhkan oleh perekonomian akhir-akhir ini. Bank Mitraniaga tetap akan
terus mendukung rencana pemerintah untuk menyehatkan perbankan nasional sejalan dengan
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan siap mengambil peran aktif dalam mewujudkan program
API disamping itu Bank Mitraniaga tetap berusaha menerapkan dan menjalankan prinsip Good
Corporate Governance, hal ini terlihat dari usaha bank didalam pemenuhan terhadap ketentuan yang
berlaku, seperti pemantauan terhadap pemenuhan modal minimum, BMPK, dan ketentuan lainnya.
Pada akhirnya, Direksi mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya kepada Dewan Komisaris dan seluruh karyawan Bank Mitraniaga atas dedikasi yang telah
diberikan sepanjang tahun 2010, budaya kerja yang kuat, kinerja yang baik dan inisiatif dan komitmen
yang menjadikan Bank Mitraniaga dapat berkembang dan sampai pada posisi seperti sekarang ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua stakeholder Bank Mitraniaga antara lain kepada pemegang
saham, seluruh nasabah dan masyarakat umum serta pemerintah melalui Bank Indonesia atas perhatian,
pembinaan dan pengawasan yang telah diberikan kepada Bank Mitraniaga sepanjang tahun 2010 ini. Kami
senantiasa mempunyai keyakinan bahwa dengan dukungan maksimal dan tiada henti dari semua pihak
maka Bank Mitraniaga akan semakin bertumbuh dan berkembang di tahun-tahun yang akan datang.
Alexander F. Rori
Direktur Kepatuhan
6
Ikhtisar Keuangan
7
Dalam jutaan rupiah kecuali rasio
PERFORMANCE BANK TAHUN 2010
(Jutaan Rp )
8
Kinerja Keuangan
Pertumbuhan Aset
Aset Bank Mitraniaga mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dari Rp. 293 Milyar pada
tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi Rp. 421 Milyar pada tahun 2009 dan terus meningkat pada
tahun 2010 menjadi Rp. 553 Milyar. Terjadi prosentase kenaikan aset sebesar 88% dari tahun 2008
ke tahun 2010.
9
Aktiva Produktif
Perkembangan aktiva produktif mengalami peningkatan yang signifikan dalam pertumbuhannya.
Tahun 2008, aktiva produktif Bank sebesar Rp. 252 Milyar dan mengalami peningkatan pada tahun 2009
menjadi sebesar Rp. 378 Milyar, kemudian pada tahun 2010 terjadi peningkatan lagi menjadi Rp. 493 Milyar.
Dana Pihak Ketiga
Selama tiga tahun, perkembangan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun Bank mengalami
perkembangan yang menggembirakan. Pada tahun 2008, total dana masyarakat Rp. 207 Milyar
meningkat menjadi Rp. 333 Milyar pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 jumlah dana masyarakat
meningkat lagi menjadi Rp. 443 Milyar.
10
Kredit
Selama tahun 2008 sampai dengan 2010, eksposur kredit Bank terus mengalami peningkatan. Total
penyaluran kredit sebesar Rp. 169 Milyar pada tahun 2008 mengalami peningkatan pada tahun
2009 menjadi Rp. 184 Milyar. Kemudian pada tahun 2010 eksposur kredit mengalami peningkatan
lagi menjadi sebesar Rp. 229 Milyar
Laba Bersih
Perkembangan Laba Tahun Berjalan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 terus mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Walaupun di tengah krisis global yang melanda Bank berhasil
menghasilkan laba dengan pertumbuhan yang cukup besar pada tahun 2008 sebesar Rp. 761 juta.
Pada tahun 2009, Bank mengalami peningkatan laba menjadi sebesar Rp. 1.125 juta dan pada tahun
2010 sebesar Rp. 2.084 juta
11
Tata Kelola Perusahaan
Seiring dengan pertumbuhan usaha dan pencapaian visi misi, Bank Mitraniaga berupaya untuk
meningkatkan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan atau Good Corporate
Governance (GCG) yang baik dan benar dengan berlandaskan prinsip kehati-hatian dalam pelaksanaan
kegiatan usaha Bank. Hal tersebut merupakan salah satu tolak ukur penting untuk meningkatkan nilai
tambah Bank bagi pemegang saham dan stakeholders lainnya seperti nasabah, bank koresponden,
regulator, pegawai, serta masyarakat di lingkungan kerja Bank.
Dalam menerapkan tata kelola perusahaan, Bank berpedoman pada lima prinsip GCG yaitu
keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), tanggung jawab (responsibility),
independen (independency), kewajaran (fairness). Kelima prinsip tersebut senantiasa diupayakan
diterapkan dalam kegiatan bisnis dan pelaksanaan operasional sehari-hari. Hal ini tercermin dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, kelengkapan dan pelaksaaan tugas
Komite-Komite, penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan eksternal, penerapan manajemen risiko,
transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank.
Dewan Komisaris dan Direksi
Dalam pengelolaannya Bank menerapkan fungsi dual kontrol pada Dewan Komisaris dan Direksi yang
mana terdapat pemisahan yang jelas antar fungsi dan tanggung jawab keduanya. Dewan Komisaris
sebagai lembaga pengawasan dan Direksi yang bertanggung jawab atas kepengurusan dan pengelolaan
Bank.
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris antara lain :
1 Memastikan pelaksanaan GCG berjalan dengan baik.
2 Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi dan memberi nasihat.
3 Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis
12
4 Dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional kecuali dalam penyediaan
dana kepada pihak terkait, dana besar dan atau hal-hal lain yang ditetapkan oleh Anggaran Dasar.
5 Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari auditor.
6 Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi
dan Nominasi. Selanjutnya memastikan bahwa Komite tersebut dapat menjalankan tugasnya secara
efektif.
7 Menyelenggarakan rapat secara berkala minimal 4 (empat) kali dalam setahun dan diantaranya 2 (dua)
kali rapat harus dihadiri lengkap oleh seluruh anggota komisaris.
Tugas dan tanggung jawab anggota Direksi antara lain :
1 Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank.
2 Mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3 Melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan
atau jenjang organisasi.
4 Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor
eksternal, hasil pengawasan Bank indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.
5 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat
Umum Pemegang Saham.
6 Mengungkapkan kepada pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian.
7 Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.
8 Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja mengikat dan
menjadi tanggung jawab seluruh anggota Direksi.
Komite
Pelaksanaan fungsi Dewan Komisaris dan Direksi dibantu oleh beberapa Komite. Dewan Komisaris
dalam tugasnya dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan
nominasi. Kemudian, Direksi dibantu oleh beberapa Komite antara lain Komite Kredit, Komite Aset dan
Kewajiban (ALCO), Komite Teknologi Informasi, Komite Manajemen Risiko. Secara umum KomiteKomite tersebut berfungsi untuk memberikan pendapat, membantu pengurus dalam menjalankan
strategi Bank secara efektif serta mengelola risiko agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta
kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada para shareholders dan
stakeholders pada umumnya. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Komite-Komite terpapar dalam
Pedoman Tata Tertib Komite secara rinci.
Fungsi kepatuhan
Sepanjang tahun 2010, Bank Mitraniaga menjaga kepatuhan terhadap peraturan dan
perundang - undangan yang berlaku dan standar-standar kepatuhan lainnya yang telah ditetapkan
dengan baik. Direktur Kepatuhan bertanggung jawab memastikan kepatuhan Bank terhadap semua
peraturan dan ketentuan perundang- undangan yang berlaku, kebijakan dan prosedur Bank yang
berlaku,serta memastikan kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat
oleh Bank kepada Bank Indonesia dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan tata kelola
perusahaan tetap terjaga. Untuk mendukung tugas dan fungsi kepatuhan ini, Direktur Kepatuhan
dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang independen dengan fungsi pokok memastikan kepatuhan
terhadap kegiatan operasional pada setiap usaha sesuai kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.
13
Fungsi Kepatuhan yang telah berjalan dengan baik, secara berkesinambungan akan terus
dikembangkan dengan meningkatkan kualitas pemahaman terhadap ketentuan yang berlaku,
peningkatan pemantauan dan pengujian terhadap rencana keputusan dan atau kebijakan
manajemen. Berkaitan dengan kepatuhan terhadap prinsip kehati-hatian pada akhir tahun 2010,
pencapaian CAR Bank adalah 34,45% jauh melebihi persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Bank,
tidak memberikan kredit kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait yang melanggar dan atau
melampaui ketentuan BMPK, Rasio Kredit Bermasalah (NPL) sebesar 0,26% gross dan 0,10% nett.
Audit Internal
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) merupakan fungsi audit internal Bank secara independen yang
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan kepada Dewan Komisaris. Posisi,
kewenangan, tanggung jawab, profesionalisme, obyektivitas, dan cakupan tugas SKAI telah mengacu
pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB). SKAI melaksanakan fungsi
pengawasannya dengan melakukan pemeriksaan sesuai dengan rencana kerja yang ada terhadap seluruh
aktivitas Bank. Selain itu melakukan pemantauan, penganalisaan, dan pelaporan tindak lanjut perbaikan
yang dilakukan serta menilai kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern Bank. Laporan hasil
pemeriksaan SKAI tersebut disampaikan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan
Komisaris, Direktur Kepatuhan, dan pihak terkait lainnya.
Audit Eksternal
14
Dalam rangka meningkatkan integritas laporan keuangan, Bank Mitraniaga menunjuk Kantor Akuntan
Publik yang terdaftar di Bank Indonesia serta memiliki kriteria yang dipersyaratkan dalam Peraturan
Bank Indonesia. Kantor Akuntan Publik melakukan audit sesuai dengan standar profesional akuntan
publik untuk memastikan laporan keuangan bank disusun sesuai Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku. Bank telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Darmawan, Hendang, dan
Yogi sebagai auditor ekstern independen untuk tahun buku 2010. Akuntan publik tersebut terdaftar di Bank
Indonesia serta memiliki kriteria yang dipersyaratkan dalam Peraturan Bank Indonesia dan melakukan
audit sesuai dengan standar profesional akuntan publik untuk memastikan laporan keuangan bank
disusun secara wajar dalam semua hal yang material sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Penerapan Manajemen Risiko
Sejalan dengan meningkatnya kegiatan usaha Bank, tentu akan meningkatkan risiko dalam
industri perbankan. Oleh karena itu Dewan Komisaris dan Direksi yang menyadari risiko yang
melekat pada aktivitas usahanya sehingga merasa perlu menerapkan pendekatan manajemen risiko yang
komprehensif dan dinyatakan secara jelas dalam rencana dan strategi bisnis Bank. Pengelolaan risiko
Bank diatur dalam kebijakan, prosedur, limit transaksi, dan kewenangan, serta berbagai perangkat
pengelolaan risiko lain yang berlaku bagi segenap aktivitas bisnis. Untuk memastikan kebijakan
dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan yang ada, dilakukan evaluasi dan perubahan
parameter secara berkala sesuai dengan perubahan kondisi bisnis. Penerapan ini bertujuan untuk
memastikan risiko-risiko yang timbul dalam kegiatan usaha perbankan dapat diidentifikasi, diukur,
dikelola, dan dilaporkan sehingga dapat memberikan manfaat bagi Bank untuk menjaga kelangsungan
aktivitas usahanya maka dibentuklah Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko
yang berfungsi untuk menghadapi risiko yang timbul, memperbaiki dan menyempurnakan penerapan
manajemen risiko sehingga terwujud pelaksanaan penerapan kebijakan manajemen risiko yang efektif.
Satuan Kerja Manajemen Risiko bertanggung jawab pula untuk melakukan pemantauan
pelaksanaan manajemen risiko yang telah disetujui oleh Direksi dan mengkaji secara berkala
terhadap proses manajemen risiko termasuk pengkajian setiap usulan produk dan aktivitas baru.
Dalam rangka proses pengukuran dan pemantauan risiko, SKMR membuat laporan profil risiko
setiap triwulan yang merupakan laporan penilaian terhadap eksposur risiko yang melekat pada
aktivitas fungsional (inherent risk) serta kecukupan sistem pengendalian risiko (risk control system).
Sebagai bagian dari proses yang terus berjalan untuk mencapai standar terbaik di bidang pengelolaan
risiko, Bank Mitraniaga berusaha untuk mengembangkan dan menyempurnakan kerangka sistem
pengelolaan risiko dan pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga
dapat memberikan informasi secara dini dan mengambil langkah - langkah perbaikan untuk
meminimalkan risiko.
Penyediaan Dana kepada Pihak terkait dan Penyediaan Dana
Besar
Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur inti telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia terkait dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang
diatur dalam kebijakan Bank yang secara berkala, dievaluasi dan dikinikan sesuai dengan
ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Selama tahun 2010 tidak terdapat pelanggaran
maupun pelampauan BMPK dalam penyediaan dana kepada pihak terkait maupun debitur inti.
15
Rencana Strategis Bank
Rencana strategis Bank Mitraniaga disusun dengan realistis yang memperhatikan beberapa faktor,
baik eksternal dan internal, prinsip kehati-hatian serta asas perbankan yang sehat. Untuk mencapai
kelangsungan tujuan usaha bank maka berpedoman pada visi dan misi Bank disusun Corporate Plan dan
Business Plan yang mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober
2010 tentang Rencana Bisnis Bank. Rencana kegiatan usaha Bank pada Corporate Plan dan Business Plan
digambarkan dalam jangka pendek (satu tahun), jangka menengah (tiga tahun) dan jangka panjang
(5 tahun) termasuk strategi-strategi untuk merealisasikan rencana tersebut, rencana untuk memperbaiki
kinerja usaha serta rencana pemenuhan ketentuan kehati-hatian sesuai dengan target dan waktu yang
ditetapkan.
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
Bank Mitraniaga telah menyampaikan laporan keuangan maupun non keuangan yang mana penyusunan
dan penyajiannya dengan tata cara, jenis dan cakupan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang
berlaku.
16
Pengelolaan Resiko
Bank Mitraniaga menyadari bahwa dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi
keuangan, Bank dihadapkan pada risiko yang melekat pada setiap kegiatan usahanya. Untuk mengantisipasi
dan meminimalkan risiko-risiko tersebut diperlukan pengendalian risiko melalui penerapan majemen risiko
secara efektif. Sasaran utama dari penerapan manajemen risiko adalah melindungi bank terhadap kerugian
yang mungkin timbul dari berbagai kegiatan bank serta menjaga besaran risiko agar sesuai dengan risk
appetite yang telah ditentukan oleh manajemen. Untuk mendukung sasaran tersebut diperlukan budaya
risiko yang kuat dan didukung dengan infrastruktur yang baik.
Implementasi manajemen risiko merupakan tanggung jawab seluruh karyawan/karyawati dan
manajemenBank. Proses manajemen risiko Bank terdiri dari prosesidentifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko pada aktivitas fungsional terhadap 8 jenis risiko yang disesuaikan dengan ukuran,
kompleksitas dan kemampuan Bank. Hal ini mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003
tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah pada
Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank
Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan Surat Edaran
Bank Indonesia BI No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko
bagi Bank Umum.
Risiko Kredit merupakan risiko kerugian yang mungkin dihadapi oleh Bank akibat kemerosotan
performa bisnis pada debitur, pertumbuhan ekonomi yang melemah, krisis ekonomi, kondisi keuangan
yang mengakibatkan ketidakmampuan debitur untuk memenuhi kewajiban finansialnya kepada bank
saat jatuh tempo. Pengelolaan dan pemantauan risiko kredit telah dilakukan dengan melalui adanya
penetapan kebijakan dan prosedur kredit, diversifikasi portofolio kredit, pemenuhan kewajiban modal
minimum, penetapan limit eksposur kredit, serta penyaluran kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian
sesuai peraturan yang berlaku antara lain seperti batas maksimum pemberian kredit (BMPK) dan kredit
bermasalah. Kebijakan dan prosedur perkreditan yang ada selalu dilakukan evaluasi yang disesuaikan
dengan ketentuan yang berlaku dan disempurnakan menurut dinamika pasar secara umum.
17
Risiko Pasar merupakan pengelolaan risiko terkait dua komponen yaitu faktor risiko valuta
asing dan risiko suku bunga. Risiko valuta asing berkaitan dengan potensi kerugian akibat
perubahan/pergerakan nilai tukar yang terjadi. Risiko suku bunga terkait dengan pergerakan tingkat
bunga yang tidak sejalan dengan posisi repricing gap antara aset dan kewajiban Bank Mitraniaga. Bank
Mitraniaga merupakan bank dengan kegiatan non devisa sehingga risiko pasar yang dihadapi terkait
dengan kegiatan treasury yang berupa transaksi placement/taking money market pada Bank lain dan
obligasi. Pengelolaan risiko pasar berfokus pada pengelolaan dan pengungkapan risiko pasar yang
timbul dari kegiatan treasury. Untuk memperkecil dampak risiko pasar, maka ditetapkan kebijakan
limit terhadap aktivitas treasury serta pengamanan menyeluruh yang bertujuan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya tingkat eksposur yang berlebihan sehingga memiliki potensi berisiko tinggi.
Risiko Likuiditas merupakan pengelolaan risiko yang berkaitan dengan kemampuan Bank
untuk memelihara likuiditas kecukupan dana untuk menanggung kewajiban dan komitmennya pada
saat jatuh tempo seperti pinjaman antar Bank, penarikan dana deposan atau tabungan, komitmen
kredit kepada debitur dan sebagainya. Sepanjang tahun 2010 Bank Mitraniaga telah menjaga posisi
likuiditasnya secara efektif dengan memenuhi setiap kewajiban keuangan secara tepat waktu
sehingga telah melakukan pemeliharaan tingkat likuiditas yang optimal serta memelihara akses pasar yang
memadai. Pengelolaan risiko likuiditas Bank dilaksanakan dengan melalui analisa terhadap rasio Loan to
Deposit Ratio (LDR), rasio aktiva likuid kurang dari 1 bulan terhadap pasiva likuid kurang dari 1 bulan,
rasio 1 month maturity mismatch, rasio proyeksi cash flow dan rasio ketergantungan dana deposan inti.
Risiko Operasional
18
merupakan risiko potensi kerugian yang melekat dalam aktivitas
perbankan karena disebabkan oleh lemahnya kebijakan dan prosedur, kualitas sumber daya
manusia yang tidak memadai, kelemahan dalam sistem dan teknologi serta faktor-faktor eksternal seperti
adanya gangguan dalam jaringan komunikasi dan bencana alam. Seiring dengan pertumbuhan Bank,
pengelolaan risiko operasional menjadi perhatian Bank. Oleh karena itu, Bank mengantisipasi dan
mengendalikan seluruh faktor yang berpotensi menimbulkan risiko operasional antara lain dengan
memastikan karyawan memiliki kualifikasi yang memadai dan terlatih untuk menjalankan fungsinya
kemudian memastikan seluruh aktivitas operasional yang dilakukan berdasarkan sistem dan prosedur yang
telah ditetapkan. Setiap unit kerja bertanggung jawab atas seluruh risiko yang terjadi, pengelolaannya
berpedoman pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan sehingga memperkecil kerugian yang
tidak diharapkan.
Risiko Kepatuhan merupakan risiko yang terjadi karena Bank tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan intern yang berlaku. Dalam rangka
pengelolaan risiko ini, Bank Mitraniaga menerapkan sistem pengendalian intern secara konsisten dan
melakukan penyempurnaan terhadap peraturan dan ketentuan-ketentuan yang ada serta melakukan
sosialisasi kepada seluruh karyawan melalui pelatihan internal maupun ekternal. Bank melakukan
pemantauan pula pada beberapa aspek yang berhubungan dengan risiko kepatuhan antara lain rasio
kecukupanmodal minimum, rasio kredit bermasalah, ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK),
kualitas aktiva produktif dan lainnya. Risiko ini berdampak pada pengenaan denda dan menerima teguran
dari pihak yang berwenang ataupun Bank Indonesia yang dapat mempengaruhi reputasi Bank Mitraniaga.
Risiko Hukum adalah risiko terjadinya kerugian karena adanya perubahan atau kelemahan pada
aspek-aspek tertentu seperti aspek yuridis, hukum, ketentuan peraturan, kelengkapan dokumentasi
dan sebagainya. Dalam meminimalkan risiko ini, Bank Mitraniaga memperhatikan dan menganalisa
aspek hukum yang berkaitan dengan tuntutan hukum baik secara eksternal dan internal,
kesempurnaan perjanjian dengan pihak ketiga dan kesempurnaan dalam pengikatan agunan. Risiko ini perlu
menjadi perhatian karena dapat mempengaruhi bank berdampak pada penurunan reputasi bank.
Risiko Reputasi merupakan risiko yang timbul akibat adanya publikasi negatif yang terkait
dengan kegiatan usaha atau persepsi terhadap Bank. Hal ini disebabkan karena publikasi negatif,
keluhan dan ketidakcukupan dalam menangani masalah sehinga menimbulkan persepsi negatif
terhadap usaha dan kegiatan Bank Mitraniaga. Pengelolaan risiko ini perlu dilakukan karena risiko ini
dapat mengakibatkan kemampuan bank untuk mengembangkan jaringan, jasa dan pelayanan yang
sudah ada menjadi terganggu, selain itu dapat membawa bank dalam proses litigasi dan kerugian finansial.
Dalam mengelola risiko reputasi, Bank Mitraniaga mengambil beberapa langkah melalui pemantauan
dan penganalisaan dalam informasi atau pulikasi negatif mengenai bank dan mengoptimalisasi fungsi
pengaduan nasabah sehingga dapat menerima dan menyelesaikan keluhan dari nasabah dengan baik.
19
Risiko Strategis
merupakan potensi kerugian yang muncul akibat ketetapan dan
penerapan strategi Bank yang kurang tepat, pengambilan keputusan usaha yang tidak sesuai atau
kegagalan atau kelalaian dalam menanggapi perubahan-perubahan di lingkungan ekstern sehingga
target usaha Bank tidak tercapai yang dapat menyebabkan kerugian bagi Bank. Bank dalam
pengelolaan risiko ini berupaya melakukan review dan analisa mengenai strategi bisnis yang disesuaikan
dengan perubahan internal maupun eksternal Bank yang semuanya terangkum dalam rencana bisnis
bank yang penerapannya dipantau dari waktu ke waktu dan ditujukan untuk memperkecil risiko strategik
Bank.
Penilaian profil risiko Bank Mitraniaga yang disampaikan kepada Bank Indonesia menggunakan metode
pengukuran standar (standardized approach) yang melalui proses self assessment terhadap 2 kategori
terdiri dari inherent risk yaitu risiko yang melekat pada aktivitas Bank dan risk control system yaitu
pengendalian terhadap risiko inheren. Secara komposit, hasil penilaian profil risiko posisi 31
Desember 2010 memiliki predikat risiko Rendah (Low) yang merupakan kombinasi dari inheren risk yang
rendah (low) dan kualitas sistem pengendalian risiko yang kuat (Strong). Penilaian tersebut menunjukkan
bahwa Bank cukup handal dalam mengendalikan risikonya yang meliputi seluruh produk, aktivitas dan
usahanya, serta mampu menyelaraskan dan mengatasi perubahan eksternal dan internal dengan tingkat
CAR sebesar 34,45% yang cukup untuk mengantisipasi potensi risiko dan rasio masih berada jauh di atas
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
20
Sumber Daya Manusia
Dalam industri bisnis jasa keuangan, sumber daya manusia yang didukung dengan kompetensi dan
integritas merupakan aset utama dan juga menjadi penentu keberhasilan usaha dan pencapaian target
bisnis. Sumber daya manusia menjadi elemen kunci di dalam menciptakan dan menambah nilai alam
bisnis suatu perusahaan sehingga pengelolaannya merupakan unsur penting dari fungsi manajemen.
Jasa perbankan merupakan usaha jasa keuangan yang sangat kompleks dan harus didukung selain
dengan sistem terpadu, juga tenaga terampil dan berintegritas tinggi, maka pengelolaan sumber daya
manusia menjadi bagian yang tidak bisa diabaikan dan diperlukan komitmen untuk pengelolaannya.
Bank Mitraniaga menyadari hal tersebut sehingga kemampuan dan ketrampilan sumber daya
manusia harus terus ditingkatkan dan dikembangkan baik secara kuantitas maupun kualitas. Integritas dan
loyalitas serta pengetahuan perbankan yang baik merupakan aset usaha yang sangat vital dalam
menunjang kemajuan Bank. Oleh karena itu, secara terencana dan berkesinambungan perlu dilakukan
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang terampil, berbudaya, jujur, senang melayani
dan prudent dengan berbasiskan pada pengelolaan talenta yang terintegrasi dengan sistem pengelolaan yang
terstruktur kepada setiap karyawan sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap
kinerja Bank.
21
Perkembangan pegawai Bank Mitraniaga digambarkan sebagai berikut :
Struktur Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Struktur Pegawai Berdasarkan Tingkat Jabatan
22
Selama tahun 2010 telah dilaksanakan pelatihan dan pengembangan SDM yang meliputi pelatihan
internal maupun eksternal, yaitu :
a.
Pelatihan Internal (Internal Training)
1 In House Training ( Dasar-dasar Perkreditan)
2 In House Training ( Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Teroris (APU & PPT)
3 Sosialisasi “Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Teroris” (APU & PPT)
4 In house training Operation
b.
Pelatihan Eksternal (External Training)
1 “Prinsip Kehati-hatian Manajemen Risiko serta Transportasi guna menghadapi tantangan
inovasi dan globalisasi”
2 Pelatihan Sertifikasi Manajemen Risiko Level I &II
3 Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko Level I & II
4 Workshop “Integrated Brain” Training
5 Pelatihan Sertifikasi Manajemen Risiko Level II
6 Sosialisasi UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
7 Seminar “Transformasi fungsi Kepatuhan guna peningkatan kesehatan Bank yang
berkelanjutan”
8 Sosialisasi Settlement Periodik Kliring Kredit Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
9 Workshop “Restrukturisasi dan penyelesaian kredit bermasalah dalam rangka mewujudkan
kapasitas hukum dalam penyelesaian kredit macet/NPL”
10 Pelatihan PSAK
11 Seminar “Antisipasi dan implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 24
(revisi) mengenai kewajiban pencadangan pesangon melalui program pesangon”
12 Pelatihan penerapan program APU/PPT
23
Peristiwa Selama Tahun 2010
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Kebon Jeruk
Tanggal : 8 Maret 2010
Pembukaan Kantor Cabang Surabaya
Tanggal : 16 Juni 2010
24
Salah Satu Training yang diadakan oleh Bank Mitraniaga
Teknologi Informasi
Pengembangan Teknologi Informasi yang handal merupakan faktor penting dan
mendasar bagi kalangan perbankan mengingat pencapaian bisnis perlu ditunjang oleh peranan teknologi
informasi untuk mendukung kelancaran bisnis dan operasional perbankan. Di sisi lain,
tantangan yang dihadapi perbankan sesuai dengan kebutuhannya terus berkembang, yang tidak dapat
dihindari berpengaruh pada Teknologi Informasi Bank pula seperti adanya keharusan implementasi
sistem pelaporan baru yang menuntut adanya penyesuaian dalam core banking system sesuai dengan
ketentuan Basel II dan penerapan PSAK 50/55 sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia.
Secara internal Teknologi Informasi Bank terus dilakukan pernyempurnaan pula terhadap aplikasiaplikasi yang terkait dengan Bank Indonesia. Pengembangan dan pengelolaan Teknologi Informasi ini juga
ditujukan untuk mengakomodasi adanya perluasan jaringan usaha Bank dan pertumbuhan database nasabah.
Dengan bertambahnya jumlah jaringan kantor dan tumbuhnya
database nasabah ini, maka keakuratan penyediaan teknologi sistem
informasi merupakan suatu keharusan agar Bank Mitraniaga dapat
menjadi Bank yang profesional dan terpercaya. Dukungan yang baik
dari Teknologi Informasi Bank diharapkan dapat memberikan jasa
pelayanan dan informasi yang cepat dan akurat serta memberikan datadata yang bersifat obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Penggunaan
Teknologi Informasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktifitas,
efisiensi serta kualitas pelayanan, dan dapat memberikan rasa aman bagi
nasabah.
25
Rencana Ke Depan
Ke depan, kinerja perekonomian Indonesia diperkirakan terus membaik. Untuk tahun 2011,
pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat, surplus neraca pembayaran masih besar,
peran intermediasi perbankan membaik, dan inflasi dapat diarahkan pada kisaran sasarannya. Dalam
jangka menengah, pertumbuhan ekonomi diperkirakan juga terus meningkat dengan inflasi yang
semakin rendah. Dari sisi kebijakan, Bank Indonesia tetap akan mengarahkan kebijakannya pada
pencapaian stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan. Kebijakan di bidang moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang
ditetapkan, sedangkan kebijakan di bidang perbankan diarahkan untuk meningkatkan ketahanan bank
guna menopang kinerja bank,memantapkan daya saing, dan sekaligus membendung kejutan krisis.
Di bidang sistem pembayaran, kebijakan ditujukan untuk mencapai sistem pembayaran
yang lebih efisien, handal, mudah, dan aman.Untuk itu secara umum Bank Mitraniaga akan
melakukan langkah-langkah strategis untuk memantapkan ketahanan bank, meningkatkan daya
saing dan kinerja Bank Mitraniaga di masa yang akan datang dengan beberapa hal meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
26
7.
8.
Merencanakan penyempurnaan dan pengembangan Core Banking System (Corsys) yang
termasuk persiapan dan penyesuaian dalam implementasi Basel II antara lain aplikasi sistem
untuk PSAK 50-55 dan LBU Basel, sistem aplikasi dan keamanan akses pada CBS, Sistem
Informasi Manajemen (SIM) sesuai dengan kebutuhan Bank
Merencanakan untuk melakukan kerjasama ATM yang bertujuan untuk meningkatkan akses
dan pelayanan sehingga mempermudah nasabah dalam bertransaksi
Menjaga NPL pada tingkat dibawah 5%, dengan cara menerapkan prinsip kehati-hatian di
dalam penyaluran/pemberian kredit
Penyaluran dana dengan sasaran utama kredit modal kerja (retail banking) dan dilakukan
lebih hati-hati dengan prioritas pada kredit umum skala kecil menengah (UMKM)
Menjalin kerjasama dengan instansi/perusahaan guna mempermudah penanaman dana yang
aman
Konsisten mentaati dan melaksanakan regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia baik
tentang permodalan, manajemen risiko, Good Corporate Governance, perkreditan, dan lain
sebagainya
Meningkatkan pelayanan dengan peningkatan standar skill dan knowledge dari Sumber Daya
Manusia
Perencanaan penambahan jumlah jaringan kantor layanan dalam bentuk kantor cabang/
capem dan kantor kas di beberapa lokasi antara lain Bandung dan Jabodetabek
Kepemilikan Saham
Komposisi kepemilikan saham Bank Mitraniaga pada tanggal 31 Desember 2010 sebagai berikut :
Pemegang Saham Pengendali adalah Willy Yonathan
27
Struktur Organisasi
28
Manajemen
Dewan Komisaris
Willy Yonathan
Komisaris Utama
Warga Negara Indonesia, lahir di Bogor pada tanggal
25 Februari 1953. Telah mengikuti program Modern
Management pada University of Singapore tahun
1983. Beliau telah menjabat sebagai Direktur atau
Direktur Utama di berbagai perusahaan sejak tahun
1988. Pada tahun 1999 menjabat sebagai Komisaris
Utama Bank Mitraniaga.
Tisno Sastrodihardjo
Komisaris
Warga Negara Indonesia kelahiran Jakarta
pada tanggal 5 Mei 1942. Menyelesaikan
pendidikan formalnya pada tahun 1969 dengan
Jurusan Administrasi Niaga dari Universitas17
Agustus 1945, Jakarta serta telah mengikuti
beberapa pelatihan dan seminar-seminar.
Memulai karir perbankan di Bank Negara
Indonesia (BNI ’46) dengan jabatan terakhir
sebagai Wakil Pimpinan Kantor Wilayah
Banjarmasin sejak tahun 1963 sampai
dengan tahun 1993. Pada tahun 1993
bergabung pada Bank Mitraniaga dengan
awal menjabat sebagai Direktur dan saat ini
menjabat sebagai Komisaris sejak tahun 2006.
29
Gaguk Hartadi
Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia yang lahir di Malang pada
tanggal 27 Januari 1952. Tahun 1978 meraih gelar
Sarjana Ekonomi dari Universitas Brawijaya, Malang serta
telah mengikuti beberapa seminar dan pelatihan. Memulai
karirnya di perbankan pada Bank Negara Indonesia
(BNI ’46) sejak tahun1981 sampai dengan tahun 2007
dengan posisi terakhir sebagai Pemimpin Wilayah Makasar.
Kemudian Tahun 2008 bergabung dengan PT. Swadharma
Propertindo dengan posisi sebagai Direktur Utama dan
beliau mulai bergabung dengan Bank Mitraniaga pada
bulan November tahun 2009 sebagai Komisaris Independen.
30
Direksi
Alexander Frans Rori
Direktur Kepatuhan
Warga Negara Indonesia, lahir di Kotamobagu pada
tanggal 31 Juli 1966. Menyelesaikan pendidikan pada
Fakultas Ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi,
Manado pada tahun 1990 serta mengikuti berbagai
pelatihan dan seminar. Memulai karirnya pada Bank
Central Asia Manado dengan posisi terakhir di
Forex Department (1989-1992).
Pada tahun 1992 - 1997 bergabung pada Bank
Utama Surabaya dengan jabatan terakhir sebagai
Marketing Group Head dan selama 9 tahun (1997-2006)
menjabat di Bank Harfa dengan jabatan terakhir sebagai
Staf Khusus Direksi. Kemudian, tahun 2006 bergabung
dengan Bank Mitraniaga sebagai Direktur Kepatuhan.
31
Pejabat Eksekutif
Paberd Leonard Hutagaol
General Manager Kredit
Warga Negara Indonesia, lahir di Balige pada tanggal 26
Februari 1965. Menyelesaikan pendidikan formal pada
Universitas Kristen Indonesia tahun 1989 dan telah
mengikuti beberapa pelatihan dan seminar.
Memulai karir di bidang perbankan sebagai Team
Leader di Intermodern Bank pada tahun 1990 dan posisi
terakhir menjabat sebagai Branch Manager Kantor Pusat
Operasional Bank Modern sampai dengan tahun 1998.
Pada tahun 2000 bergabung dengan Bank Mitraniaga
sebagai Pemimpin Kantor Pusat Operasional, kemudian
pada tahun 2006 menduduki jabatan sebagai General
Manager Kredit sampai sekarang.
Handry Husein
General Manager Marketing
32
Warga Negara Indonesia, lahir di Sungai Penuh
pada tanggal 17 Mei 1972. Lulusan S-1 Universitas
Tarumanegara Jurusan Ekonomi Manajemen pada
tahun 1994 dan S-2 pada STIE Labora tahun 2004
untuk bidang manajemen keuangan. Berbagai seminar
dan pelatihan pernah diikuti. Tahun 1996 merupakan
awal karir perbankan beliau yang menjabat sebagai
Account Officer di Bank Arta Media sampai dengan posisi
terakhir sebagai Branch Manager Palmerah tahun 2000.
Bergabung dengan Lippobank selama 2 (dua) tahun
(2000-2002) dengan jabatan sebagai Product Officer.
Kemudian bergabung pada Bank Kesawan tahun 2003
sampai tahun 2005 dengan posisi terakhir menjabat
sebagai Kepala Urusan Kredit dan Marketing. Jabatan
terakhir sebagai Direktur di PT. Bakti Mitra Investama
(2005-2007). Mulai tahun 2008 menjabat sebagai
General Manager Marketing pada Bank Mitraniaga.
Nelson Siregar
Kepala SKAI
Warga Negara Indonesia, lahir di Tapanuli pada tanggal 17
April 1950. Menyelesaikan pendidikan D3 pada Akademi
Administrasi Niaga Negeri Jurusan Perbankan pada
tahun 1973 serta mengikuti berbagai seminar dan pelatihan.
Mengawali karir pada tahun 1974 sebagai Staf Biro Kredit
di Bank Ekspor Impor Indonesia hingga menjadi Kepala
Bagian Kas pada Cabang Tanjung Priok sampai dengan
tahun 1985. Mulai bergabung dengan Bank Mitraniaga
pada tahun 1991 sebagai Internal Control dan sejak tahun
1997 menjabat sebagai Kepala SKAI sampai sekarang.
33
Staf Inti
Kepala Divisi & General Manager
Handry Husein, General Manager Marketing
Paberd Leonard Hutagaol, General Manager Kredit
Nelson Siregar, Kepala SKAI
Ridwan Tunggaluhung, Kepala Divisi Operasional
Kepala Bagian
Hendi Supriadi, Kepala Bagian Akunting
Lucky Irmawan Anwar, Kepala Bagian Teknologi Informasi
Harry Sucahyo, Kepala Bagian Treasury
Heri Bayu Suprianto, Kepala Bagian Legal
Pimpinan Cabang
Liga Ponti Gultom, Pemimpin KCP Salemba
Lina Julia, Pemimpin KCP Muara Karang
34
Victor Tendean, Pemimpin KCP Mangga Dua
Bellanny Rianata, Pemimpin KCP Tanah Abang
Rossana Riati Nyono, Pemimpin KCP Kelapa Gading
Harun Jonathan, Pemimpin KCP Taman Palem
Sri Atuningsih, Pemimpin KCP Kebon Jeruk
Harijono Kartiko, Pemimpin Kantor Cabang Surabaya
Produk dan Jasa
35
Produk Simpanan
Deposito On Call
Simpanan berjangka untuk nasabah perorangan maupun badan usaha dengan jangka waktu kurang
dari 1 (satu) bulan dengan suku bunga yang menarik.
Tabungan Mitra Boom
Rekening tabungan yang berbunga harian dengan suku bunga maksimum serta memberikan
kemudahan bertransaksi.
Deposito Berjangka
Simpanan berjangka untuk nasabah perorangan maupun badan usaha yang memberikan
keuntungan berlipat ganda dengan tingkat suku bunga yang menarik, mudah dan fleksibel yang
pencairan dananya dapat dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu yaitu 1 ( satu ) bulan, 3 (tiga)
bulan, 6 (enam) bulan atau 12 (dua belas) bulan.
Tabungan Mitra Plus
Rekening tabungan yang memberikan cash back secara langsung kepada semua nasabah baru yang
membuka rekening tersebut.
Rekening Giro
Rekening koran untuk nasabah perorangan maupun badan usaha yang dapat digunakan sebagai
alat pembayaran dan dapat ditarik sewaktu-waktu sehingga membantu kelancaran usaha bisnis.
Deposito Berjangka Hadiah
36
Simpanan berjangka untuk nasabah perorangan maupun badan usaha yang memberikan suku bunga
menarik dengan penempatan dana selama 3 (tiga) bulan.
Tabungan Mitra
Rekening tabungan untuk nasabah perorangan atau badan usaha yang dapat disetor dan di tarik tunai
setiap saat dengan suku bunga harian yang menarik.
Produk Pinjaman/Kredit
Mitra KMK - Kredit Modal Kerja
Fasilitas kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja untuk membiayai kegiatan
usaha debitur yang bersifat produktif.
Mitra KPR - Kredit Pemilikan Rumahh
Fasilitas kredit yang diberikan guna untuk membiayai pembelian rumah.
Mitra Oto - Kredit Kepemilikan Mobil
Fasilitas kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian kendaraan bermotor.
Kredit Investasi
Fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai investasi perusahaan.
Kredit Tanpa Agunan
Fasilitas pinjaman tanpa agunan yang diberikan kepada debitur perorangan dengan pengajuan
secara berkelompok yang bertujuan memenuhi berbagai kebutuhan tanpa adanya agunan.
Bank Garansi
Bank mengeluarkan pernyataan tertulis untuk menjamin nasabah dalam menanggung risiko
tertentu yang timbul bila pihak terjamin tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik
(wanprestasi) kepada pihak yang menerima jaminan.
Kredit Back To Back
Fasilitas pinjaman yang diberikan dengan menggunakan jaminan deposito.
37
Jasa Layanan
Transfer/LLG
Jasa layanan untuk pemindah bukuan antar rekening dengan mudah, cepat dan aman serta dengan
biaya cukup rendah.
Kliring/Inkaso
Layanan pengiriman maupun penerimaan uang antar Bank.
Pembayaran Telepon
Jasa pembayaran telepon baik untuk nasabah maupun non nasabah.
Safe Deposit Box
38
Layanan penyewaan kotak penyimpanan barang-barang berharga bagi nasabah perorangan maupun
perusahaan yang disediakan dalam berbagai ukuran sesuai kebutuhan.
Jaringan Kantor
Kantor Pusat
Kantor Cabang Surabaya
Wisma 77
Jl. Letjen S. Parman Kav. 77 Slipi, Jakarta
Barat 11410
Telp : 021-5481877 (Hunting)
Fax. : 021-5481848, 5481312
Surabaya
Jl.H.R Muhammad No.75 B
Surabaya 60189
Telp : 031-7329068, 7329069
Fax. : 031-7329078
Kantor Cabang Pembantu / Kas
Salemba
Sentra Salemba Mas
Jl. Salemba Raya 36 W , Jakarta Pusat 10430
Telp
: 021-3928707, 3928708
Fax.
: 021-3928709
Kelapa Gading
Jl. Boulevard Gading Barat Blok LA1 Kav. 14,
Jakarta Utara 14240
Telp : 021-4514288 (Hunting)
Fax. : 021-4514289
Muara Karang
Jl. Muara Karang Raya No. 239-241,
Jakarta Utara 14450
Telp : 021-66600225 (Hunting)
Fax. : 021-66697151
Taman Palem
Perum Taman Palem Lestari
Blok A 11 No. 29 Cengkareng, Jakarta Barat 11750
Telp : 021-33621658 (Hunting)
Fax. : 021-55953317
Mangga Dua
Komplek Mangga Dua Plaza Blok D No. 2
Jl. Mangga Dua Raya , Jakarta Pusat 10730
Telp : 021-6120071 (Hunting)
Fax. : 021-6121056
Kebon Jeruk
Plaza Kebon Jeruk Blok A No. 4
Jl. Raya Perjuangan, Jakarta Barat 11530
Telp : 021-5321709
Fax. : 021-5321707
Tanah Abang
Jl. KH. Fakhrudin 36 Blok D 4,
Jakarta Pusat 10250
Telp : 021-3801137, 31927884, 3922471
Fax. : 021-3921839
Cempaka Mas
ITC Cempaka Mas Lt. Dasar Blok F No. 437-438
Jl. Let. Soeprapto Mega Grosir, Jakarta Pusat 10430
Telp : 021-42887027
Fax. : 021-42902237
39
Profil Nasabah
40
B
ekerja sama dengan Bank Mitraniaga dalam fasilitas kredit, saya
dapat mengembangkan pasar induk yang sedang saya jalani dari tahun 2001
hingga sekarang. Proses perkreditan yang mudah dan tepat waktu sehingga saya
tidak mengalami kesulitan. Dan perfomance dari staff karyawan Bank Mitraniaga baik.
Harapan saya ke depan agar Bank Mitraniaga dapat lebih baik dalam
memberikan
perkreditan
sesuai
dengan
pangsa
pasar
yang
ada.
Hartono - Pengusaha Pasar Induk
Profil Nasabah
41
S
aya senang bertransaksi dengan Bank Mitraniaga karena pelayanan yang tulus dan
ramah dari semua karyawan. Harapan saya ke depan Bank Mitraniaga dapat terus
tumbuh dan berkembang menjadi “Bank Devisa” sehingga transaksi saya dapat
ditingkatkan. Maju terus di usia yang ke- 21 tahun.
Ibnu Susanto - PT. Sarana Steel