Kayafas
Kayafas adalah seorang imam besar yang hidup pada zaman Yesus, terutama berhubungan dengan kisah sengsara Yesus sebelum disalib, pada abad 1 Masehi.[1] Nama sebenarnya adalah Yusuf yang disebut Kayafas, jadi lazim disebut Kayafas saja.[2] Informasi ini terdapat pada Injil Matius dan Injil Yohanes, dan sekali dalam Injil Lukas serta pada Kitab Kisah Para Rasul,Hal ini tidak disebutkan dalam Injil Markus karena kemungkinan kisah sengsara Yesus pada saat itu sudah terkenal.[1]
Imam Besar Kayafas adalah pengganti dari Imam Besar Hanas, dilantik setelah tiga tahun turunnya jabatan imam besar Hanas yang dilakukan oleh Valerius Gratus.[1][2] Pengganti Imam Besar Hanas sendiri ada 4 putra Hanas, dan Kayafas yang adalah menantu Hanas menjabat imam besar pada masa pemerintahan Pontius Pilatus sebagai prokurator di Provinsi Iudaea.[1] Diperkirakan Kayafas menjabat dari tahun 18 hingga 36 Masehi, disebutkan dalam Injil Yohanes 18.[2]
Kayafas tampak membela Yesus dan menghukum para imam-imam kepala serta orang-orang Farisi dalam peristiwa dibangkitkannya Lazarus di Betania.[2] Hal ini dilakukannya karena kebebalan imam kepala dan orang Farisi yang bebal hati.[2] Namun dalam peristiwa sengsara Yesus hingga kematian-Nya, Kayafas ternyata tidak berpengaruh sama sekali, dialah yang mengirim Yesus terakhir kali kepada Pontius Pilatus.[2] Sulit untuk mencari kepastian bahwa Kayafas setuju dengan hukuman Yesus, tetapi juga tidak bisa dikatakan dia setuju dengan hukuman itu.[2]
Peti mati Kayafas
[sunting | sunting sumber]Pada bulan November 1990, sebuah peti mati (ossuary) dari batu limestone berhias ditemukan pada waktu perbaikan jalan di "Peace Forest" sebelah selatan Abu Tor suatu daerah di Yerusalem.[3][4] Ossuary ini tampaknya otentik dan berisi sisa jenazah manusia. Sebuah tulisan bahasa Aram di sisinya dibaca "Yusuf putra Kayafas" dan dengan dasar ini diduga tulang-tulang orang tua itu milik Imam Besar Kayafas.[3][5] Sejak penemuan ini, identifikasi Kayafas dipertanyakan oleh beberapa pakar dengan berbagai alasan, termasuk ejaan tulisan, tidak disebutkannya status Kayafas sebagai Imam Besar, kubur yang biasa saja (meskipun ossuary itu dihias sesuai yang diperkirakan dari keluarga dengan kedudukan tinggi), dan lain-lain.[5][6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d {id}} Luis M. Bermeji., SELUBUNG KIRMIZI, Jejak-Jejak Penyaliban Al Masih, Yogyakarta: Kanisius, 2008
- ^ a b c d e f g (Indonesia)Baker D. L. & Baker J. Bomson Mari Mengenal Arkeologi Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004
- ^ a b Metzger & Coogan Oxford Companion to the Bible, 1993. p 97
- ^ "Tomb May Hold the Bones Of Priest Who Judged Jesus"
- ^ a b James H. Charlesworth, Jesus and archaeology, Wm. B. Eerdmans Publishing, 2006. pp 323-329
- ^ Bond, Helen Katharine (2004). Caiaphas: friend of Rome and judge of Jesus?. Westminster/John Knox Press. hlm. 4–8. ISBN 978-0664223328.