iBet uBet web content aggregator. Adding the entire web to your favor.
iBet uBet web content aggregator. Adding the entire web to your favor.



Link to original content: https://economy.okezone.com/read/2024/11/08/320/3083650/trump-menang-jadi-presiden-as-sri-mulyani-ungkap-dampak-ke-ekonomi-ri
Trump Menang Jadi Presiden AS, Sri Mulyani Ungkap Dampak ke Ekonomi RI : Okezone Economy

Trump Menang Jadi Presiden AS, Sri Mulyani Ungkap Dampak ke Ekonomi RI

Anggie Ariesta , MNC Portal · Jum'at 08 November 2024 15:49 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Ungkap Dampak Terpilihnya Presiden AS Donald Trump. (Foto: Okezone.com/Reuters)
A A A

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menilai terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) membawa dampak signifikan pada pasar keuangan global, tak terkecuali Indonesia.

Sebab terpilihnya Trump dalam Pilpres AS 2024 akan menimbulkan banyak sekali kebijakan yang tentunya berbeda. Pasalnya Trump didukung oleh Partai Republikan sementara Presiden AS saat ini Joe Biden didukung oleh Partai Demokrat.

"Beberapa perubahan di dalam kebijakan telah menimbulkan reaksi sesaat atau langsung dari market seperti ekspektasi terhadap penurunan pajak korporasi, adanya ekspansi belanja, kenaikan-kenaikan dari tarif impor terhadap negara-negara yang berdagang dengan Amerika terutama terhadap RRT juga diantisipasi. Kemudian antisipasi terhadap bagaimana dampak terhadap masalah keamanan dan perang di berbagai kawasan di dunia," tutur Menkeu dalam konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (8/11/2024).

Satu hal yang sangat berbeda antara Trump dan Biden yaitu mengenai isu perubahan iklim. Di mana Trump lebih komitmen untuk penurunan CO2 terutama dari energi itu berbeda atau tidak mengikuti seperti yang dilakukan oleh Presiden Biden.

"Ini tentu akan memberikan dampak baik terhadap harga minyak dunia maupun terhadap trend ke depan dari isu-isu yang terkait dengan climate change maupun energi," urai Menkeu.

Bendahara Negara itu juga menambahkan bahwasanya sentimen pasar terhadap terpilihnya Trump ini cukup kuat. Apalagi dalam pergerakan nilai tukar dan pasar surat berharga negara.

Diungkapkannya, nilai tukar rupiah sempat mengalami penguatan hingga Oktober lalu, bahkan mencapai Rp15.200 per dolar AS. Namun, perubahan sentimen global akibat ekspektasi penurunan Fed Fund Rate oleh Bank Sentral AS kemudian mempengaruhi kondisi pasar.

"Dengan terpilihnya kembali Presiden Trump, dolar indeks mengalami penguatan, sehingga nilai tukar rupiah kita kemarin cenderung mengalami tekanan," jelasnya.

Secara keseluruhan, lanjut Menkeu, depresiasi nilai tukar rupiah tercatat sebesar 2,68%. Sri Mulyani menekankan bahwa dibandingkan dengan negara-negara lain, baik G7 maupun G20, Indonesia masih menunjukkan performa yang relatif baik. Misalnya, Kanada mengalami depresiasi mata uang sebesar 4,46% , Filipina dengan peso-nya sebesar 5,69% , dan Korea Selatan mencapai 6,79%.

"Kita relatif masih cukup baik dari sisi nilai tukar kita," tegasnya.

Menkeu juga menyoroti perkembangan yield surat berharga negara (SBN) Indonesia dimana hingga Oktober, yield obligasi 10 tahun Indonesia mengalami penurunan yang signifikan.

Namun, pada minggu terakhir terjadi peningkatan yang sedikit, di mana yield mencapai 6,76%. Hal ini dibandingkan dengan US Treasury 10 tahun yang mengalami tekanan naik hingga 4,4%. Spread antara obligasi 10 tahun kita dengan US Treasury masih sangat rendah.

Kemudian mengenai arus modal, Menkeu mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami aliran modal masuk yang signifikan pada bulan Oktober, mencapai Rp14,98 triliun. Namun, akibat sentimen pemilihan presiden AS, terjadi arus keluar sebesar Rp4,12 triliun pada November. Secara year to date, SBN RI menerima inflow sebesar Rp39,4 triliun.

Terakhir Menkeu menekankan bahwa pemerintah akan terus memantau kondisi perekonomian domestik agar dikelola dengan cermat terutama menjelang akhir tahun.

"Kami berharap perekonomian tetap terjaga dalam posisi yang positif hingga akhir tahun,"pungkas Menkeu.

Rupiah Ditutup Menguat

Nilai tukar (kurs) Rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat 68 poin atau 0,43% ke level Rp15.672 setelah sebelumnya apresiasi ke level Rp15.740 per dolar AS.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah setelah the Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin seperti yang diharapkan.

“Ketua Jerome Powell mengindikasikan bahwa ekonomi AS tetap tangguh, dan bahwa Fed akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut, meskipun dengan hati-hati, di tengah kemajuan dalam menurunkan inflasi,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (8/11/2024).

Selera risiko juga tetap optimis setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden 2024 awal minggu ini. Meskipun implikasi dari kepresidenan Trump untuk Asia masih berpotensi negatif, mengingat rencananya untuk memberlakukan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis. Fokus utama tertuju pada pertemuan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, yang akan berakhir pada hari Jumat.

NPC secara luas diharapkan menguraikan rencana untuk lebih banyak pengeluaran fiskal. Analis memperkirakan setidaknya 10 triliun yuan (USD1,6 triliun) dalam pengeluaran tambahan selama beberapa tahun mendatang, karena Beijing berjuang untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Selain itu, kepresidenan Trump kedua juga diharapkan akan membuat Beijing mengeluarkan lebih banyak stimulus, karena Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif 60 persen pada semua impor China, yang menandakan lebih banyak hambatan ekonomi bagi China.

Dari sentimen internal, kemenangan Donald Trump pada Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2024, akan mengkhawatirkan perekonomian negara berkembang salah satunya Indonesia. Oleh karena itu pemerintah dan Bank Indonesia perlu mengantisipasi efek trump dapat membuat berlanjutnya perang dagang hingga suku bunga AS.

Suku bunga AS akan tetap tinggi atau higher for longer.terhadap pelemahan mata uang rupiah dan juga akan berdampak terhadap pada arus modal serta berpengaruh pada dinamika ketidakpastian pasar keuangan.

Guna untuk mengantisipasi tekanan terhadap rupiah, BI dan pemerintah perlu segera merealisasikan revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) agar DHE disimpan di Indonesia dalam proporsi yang lebih besar dan periode yang lebih lama serta memastikan BI Rate tetap membuat rupiah menarik bagi investor.

Selain itu, pemerintah juga perlu mengedepankan program yang sejalan dengan prinsip kehati-hatian fiskal, rencana pengurangan dan realokasi subsidi BBM merupakan langkah yang tepat.

Kemudian, pemerintah perlu mengantisipasi banjirnya produk impor ke Indonesia, khususunya dari China. Di samping itu, eksportir di dalam negeri juga harus diberikan stimulus.

Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.600 - Rp15.690 per dolar AS.

1
2
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini