Prasmanan
Prasmanan atau bufet (bahasa Inggris: buffet) adalah cara penyajian makanan dalam pesta maupun restoran, dengan cara meletakkan makanan pada meja panjang dan pengunjung mengambil sendiri menu yang diinginkan. Prasmanan, populer di Indonesia karena praktis dan mengurangi jumlah pelayan yang diperlukan dalam suatu resepsi. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), prasmanan diartikan sebagai cara menjamu makan dengan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di atas meja.
Modifikasi prasmanan pada masa kini adalah dengan menyajikan makanan pada meja terpisah untuk setiap menu. Meja didekorasi seperti depot warung makan atau dibuat gubuk kecil untuk dijadikan tempat sajian makanan prasmanan. Prasmanan sering digunakan untuk menyajikan makanan dalam acara besar, seperti pernikahan, peresmian gedung, ulang tahun, dan penyambutan tamu. Prasmanan tidak hanya digunakan oleh penyelenggaraan acara tersebut, tetapi juga rumah makan dan restoran. Restoran prasmanan biasanya menawarkan makanan sepuasnya dengan harga tertentu, tetapi ada beberapa yang menentukan harga berdasarkan berat atau jumlah hidangan.
Prasmanan merupakan suatu cara menyajikan makanan dengan menata seluruh hidangan secara rapi dan menarik di atas meja. Para tamu kemudian menyajikan diri mereka sendiri sesuai selera dan pilihan mereka dari meja pajangan.[1]
Terdapat dua jenis prasmanan, yaitu prasmanan panas atau dingin dan prasmanan jari. Prasmanan panas atau dingin melibatkan penggunaan peralatan makan, sedangkan prasmanan jari menyediakan serangkaian makanan yang berukuran kecil dan mudah dikonsumsi hanya dengan menggunakan tangan, seperti kue, irisan pizza, makanan di atas stik, koktail, dll.
Asal kata
[sunting | sunting sumber]Prasmanan berasal dari kata "prasman" ditambah dengan imbuhan "-an." Kata "prasman" sendiri mengacu pada cara makan orang fransman, sebutan orang Belanda terhadap orang-orang Prancis yang kala itu biasa menghidangkan sajian di atas meja. Kata "prasman" muncul dalam buku kumpulan resep Njonja Johanna Boekoe Masakan Baroe yang memuat resep pembuatan berbagai kue dengan "Tjara Blanda, Tjina, Djawa dan Prasman."[2] Dalam bahasa Belanda sendiri, istilah prasmanan dikenal dengan buffet yang hakikatnya sama dengan buffet dalam bahasa Inggris. "Pras" merupakan pengucapan kata "French". Metode makan ala "Fransman"[3] kemudian diikuti oleh orang-orang Belanda. Menurut Fadly Rahman dalam bukunya "Jejak Rasa Nusantara", gaya ini juga diterima oleh masyarakat Nusantara dan masih populer hingga saat ini. Karena sulit bagi orang Nusantara untuk mengucapkannya, istilah "Fransman" kemudian berubah menjadi "makan prasman" dan akhirnya menjadi "makan prasmanan" seiring berjalannya waktu
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ "Penyelenggaraan Makanan Institusi" (PDF). Perpustakaan Poltekkes Malang.
- ^ "Dari Tangan hingga Prasmanan". Historia – Obrolan Perempuan Urban (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-01-16.
- ^ "Asal-Usul Hidangan Makanan Prasmanan di Indonesia". merdeka.com. 2022-03-29. Diakses tanggal 2024-04-30.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]