Patuntung
Tampilan
Patuntung adalah agama atau kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur (animisme dan dinamisme) yang dianut oleh masyarakat tradisional Makassar. Walau raja Gowa masuk Islam di awal abad ke-17, banyak orang Makassar masih memegang sejumlah kepercayaan dan mengikuti sejumlah upacara dari masa sebelumnya. Orang tersebut menamakan dirinya "Patuntung" dan kepercayaannya disebut sebagai "Agama Patuntung".
Kepercayaan dan upacara Patuntung berbeda menurut daerahnya, tetapi nilai-nilai dasarnya sama. Penganut ajaran ini dapat ditemukan di Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, di lereng Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Catatan
[sunting | sunting sumber]Sumber
[sunting | sunting sumber]- Bougas, Wayne A., "Bantayan: An Early Makassarese Kingdom, 1200-1600 A.D", Archipel Volume 55, 1998. hal. 83-123
Artikel ini adalah bagian dari seri |
Agama asli Nusantara |
---|
Sumatra |
Ugamo Malim • Pemena • Arat Sabulungan • Fanömba adu • Melayu |
Jawa |
Sunda Wiwitan (Madraisme & Buhun) • Kapitayan • Kejawen • Hindu Jawa • Saminisme |
Nusa Tenggara |
Hindu Bali • Halaika • Wetu Telu • Marapu • Jingi Tiu • Koda Kirin • Makamba Makimbi |
Kalimantan |
Kaharingan • Momolianisme • Bungan |
Sulawesi |
Aluk Todolo • Tolotang • Tonaas Walian • Adat Musi • Masade • Hindu Sulawesi |
Maluku dan Papua |
Naurus • Wor • Asmat |
Organisasi |
Portal «Agama» |