Museum Indonesia
Artikel ini memerlukan pemutakhiran informasi. Alasannya: rangkaian koleksi di Museum Indonesia mengalami perubahan besar pada saat TMII sedang direvitalisasi antara tahun 2022-2023. |
Museum Indonesia | |
---|---|
Informasi | |
Didirikan pada | 1975 |
Koordinat | 6°18′04″S 106°53′29″E / 6.30106°S 106.89144°E |
Alamat | Taman Mini Indonesia Indah |
Situs resmi | http://www.tamanmini.com/index.php?modul=wisata&cat=WMuseum&textcat=indonesia&wisataid=232726303221 dan http://www.tamanmini.com/museum/museum-indonesia |
Kategori di Commons | Indonesia Museum |
Didirikan | 1975 |
---|---|
Lokasi | Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Indonesia |
Jenis | Museum Etnologi dan Antropologi |
Situs web | Museum Indonesia |
Museum Indonesia, adalah museum antropologi dan etnologi yang terletak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Indonesia.[1] Museum ini berkonsentrasi pada seni dan budaya berbagai suku bangsa yang menghuni Nusantara dan membentuk negara kesatuan Republik Indonesia.[1] Museum ini bergaya arsitektur Bali dan dihiasi beraneka ukiran dan patung Bali yang sangat halus dan indah. Museum ini menyimpan koleksi beraneka seni, kerajinan, pakaian tradisional dan kontemporer dari berbagai daerah di Indonesia.[2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Museum ini dirancang sebagai bagian dari kesatuan kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Bertujuan sebagai pusat informasi dan pembelajaran mengenai Kebudayaan Indonesia, sebagai "satu perhentian untuk belajar mengenai Indonesia". Museum dan keseluruhan komplks TMII dibangun dan kemudian diresmikan pada tahun 1975 atas prakarsa Ibu Tien Suharto.[1]
Museum ini dihiasi berbagai ornamen dan patung Bali dan bergaya arsitektur Bali yang sangat indah. Beberapa gapura besar bergaya Paduraksa dan Candi Bentar (gerbang terbelah) khas Bali, demikian pula beberapa menara sudut menghiasi kompleks museum. Taman dan bangunan museum mengambil tema kisah Ramayana, misalnya jembatan menuju bangunan utama berbentuk ular Naga dan Wanara, pasukan kera yang membangun jembatan menuju Alengka.
Bangunan utama terdiri atas tiga lantai yang berdasarkan pada falsafah Bali Tri Hita Karana, konsep moral yang menekankan pada tiga aspek yang dapat membawa manusia kepada kebahagiaan sejati yakni; memelihara hubungan yang harmonis dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam dan lingkungan sekitar.
Revitalisasi (2022-2023)
[sunting | sunting sumber]Taman Mini Indonesia Indah (TMII) telah menjalani revitalisasi besar-besaran pada tahun 2022 hingga 2023. Proyek ini bertujuan untuk memperbaiki fasilitas, memperbarui infrastruktur, dan meningkatkan daya tarik TMII sebagai destinasi wisata edukasi dan budaya yang modern sekaligus tetap mempertahankan nilai-nilai budaya Indonesia.[3]
Diresmikan kembali pada 18 Agustus 2023, TMII membawa banyak perubahan seperti:
- Pembaharuan Anjungan Daerah: Anjungan dari berbagai provinsi ditata ulang untuk menampilkan budaya lokal dengan cara yang lebih interaktif dan menarik.
- Modernisasi Teknologi: Penambahan teknologi canggih, seperti pameran digital dan informasi berbasis teknologi, untuk memberikan pengalaman lebih mendalam bagi pengunjung.
- Peningkatan Fasilitas Umum: Termasuk renovasi area hijau[4], pedestrian yang ramah pejalan kaki, transportasi internal, serta sarana parkir.
- Pengelolaan yang Lebih Profesional: Sejak 2022, TMII dikelola oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero), yang memberikan fokus pada tata kelola berstandar tinggi.
Koleksi
[sunting | sunting sumber]Ruang pamer permanen Museum Indonesia memamerkan koleksi yang terbagi atas tiga bagian yang masing-masing terletak di tiga lantai[5].
Lantai Pertama
[sunting | sunting sumber]Ruang pamer lantai pertama bertema Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda tetapi satu jua). Bagian ini menampilkan pakaian tradisional dan pakaian pernikahan dari 27 provinsi di Indonesia (jumlah provinsi Indonesia tahun 1975 sampai 2000). Ruang pamer ini juga menampilkan berbagai kesenian khas Indonesia, seperti beraneka ragam tari, wayang, dan gamelan, serta lukisan kaca bergambar peta Indonesia. Pameran ini menampilkan kekayaan dan keanekaragaman budaya masyarakat Indonesia, yang terdiri atas berbagai bahasa, tradisi, agama, budaya, dan adat istiadat masyarakat Indonesia.
Lantai Kedua
[sunting | sunting sumber]Manusia dan Lingkungan adalah tema dari ruang pamer di lantai kedua. Bertujuan untuk menjelaskan mengenai interaksi masyarakat Indonesia dengan alam dan lingkungannya. Dipamerkan berbagai rumah miniatur rumah tradisional, bangunan peribadatan, lumbung padi, dan tata letak bangunan dan ruang tinggal masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, rumah panggung, rumah yang didirikan di atas pohon atau di atas sungai, serta bebagai bangunan tradisional lainnya.
Diorama dari bagian rumah tradisional Indonesia juga dipamerkan, seperti kamar pengantin adat Palembang, ruang tengah masyarakat Jawa, serta dapur masyarakat Batak. Dipamerkan pula berbagai benda keperluan sehari-hari untuk berburu, mengumpulkan makanan, dan alat-alat pertanian. Beberapa diorama menampilkan upacara adat menyangkut daur hidup manusia, seperti upacara Mitoni (nujuh bulanan), Turun Tanah (upacara untuk bayi), Khitanan, Mapedes (upacara potong gigi masyarakat Bali), upacara pelantikan Datuk, dan Pelaminan Minangkabau.,
Lantai Ketiga
[sunting | sunting sumber]Seni dan Kriya adalah tema ruang pamer lantai ketiga. Ruangan ini menampilkan seni dan kerajinan tradisional dan kontemporer masyarakat Indonesia. Kerajinan kain tradisional seperti Songket, Tenun, dan Batik dipamerkan, demikian juga benda-benda kerajinan dari logam seperti ukiran tembaga dan kuningan.
Seni ukir kayu yang sangat teliti dan rumit juga ditampilkan, seperti seni ukir Jepara (Jawa tengah), Bali, Toraja, dan Asmat. Benda seni utama di lantai ketiga adalah ukiran kayu yang sangat besar berbentuk Kalpataru, pohon hayat. Ukiran pohon setinggi delapan meter dan lebar empat meter ini melambangkan alam semesta dan mengandung lima unsur dasar; langit, air, angin, bumi, dan api. Benda seni utama ini menutup pameran di museum ini.
Pagelaran Lainnya
[sunting | sunting sumber]Terkadang museum ini menggelar pameran tidak tetap atau sementara dengan tema tertentu, seperti pameran topeng, kain tradisional, senjata tradisional, lukisan, serta peragaan pembuatan seni kerajinan tradisional; seperti demonstrasi pembuatan membatik, dan menatah wayang kulit.
Selain bangunan utama, di dalam kompleks Museum Indonesia terdapat taman Bali, Bale Panjang, Bale Bundar, dan bangunan Soko Tujuh Building yang dapat disewakan untuk berbagai keperluan umum.
Museum Indonesia adalah museum yang populer dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara, baik pelajar, mahasiswa, umum, bahkan tamu negara. Kebanyakan pengunjung bertujuan untuk menangkap kilasan pesona kekayaan dan keanekaragaman budaya Indonesia dalam kunjungannya, sebagai "satu perhentian untuk belajar mengenai Indonesia".