iBet uBet web content aggregator. Adding the entire web to your favor.
iBet uBet web content aggregator. Adding the entire web to your favor.



Link to original content: http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_dan_teori_evolusi
Gereja Katolik dan teori evolusi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke isi

Gereja Katolik dan teori evolusi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Posisi Gereja Katolik Roma dalam teori evolusi telah bergeser selama masa dua abad, mulai dari sebuah masa yang lama tanpa rujukan resmi, lalu pada sebuah pernyataan netralitas pada era tahun 1950-an, hingga akhirnya pada sebuah penerimaan akan teori evolusi yang lebih terbuka pada tahun-tahun belakangan ini. Hingga tahun 2007, posisi resmi Gereja Katolik Roma terhadap teori evolusi tetap menjadi sorotan kontroversi dan secara umum cukup adil bila dikatakan bahwa iman dan penemuan-penemuan ilmu pengetahuan terhadap evolusi manusia tidaklah bertentangan, walaupun manusia dianggap sebagai "karya penciptaan khusus", dan bahwa Tuhan dibutuhkan untuk menjelaskan komponen spiritual dari asal-usul manusia. Pandangan ini jatuh ke dalam spektrum pandangan yang dikelompokkan di bawah konsep teisme evolusi.[1][2]

Paus Pius IX

[sunting | sunting sumber]

Asal usul Spesies karya Charles Darwin diterbitkan pada tahun 1859 selama masa kekuasaan Paus Pius IX, yang mendefinisikan secara dogmatis infalibilitas kepausan selama Konsili Vatikan I antara tahun 1869-1870. Konsili ini memiliki sebuah bagian mengenai "Iman dan Akal-budi" yang meliputi hal-hal ilmu pengetahuan dan iman berikut ini:

"9. Oleh karena itu semua umat Kristen dilarang untuk mempertahankan, sebagai kesimpulan ilmu pengetahuan yang sah, opini-opini yang diketahui bertentangan dengan doktrin iman, terutama jika hal-hal tersebut telah dikutuk oleh Gereja; dan lebih jauh lagi para umat berkewajiban untuk berpegang teguh bahwa hal-hal tersebut adalah sesuatu yang salah dengan penampilan menipu sebagai sesuatu yang benar." (Konsili Vatikan I)
"10. Tidak hanya iman dan akal-budi tidak akan perbah bertentangan antara yang satu dengan yang lain, tetapi mereka juga saling mendukung satu dengan yang lain, karena di satu sisi akal-budi yang sehat membentuk dasar-dasar dari iman dan, diterangi oleh cahayanya, mengembangkan ilmu pengetahuan tentang hal-hal yang ilahi; di sisi yang lain, iman menjauhkan akal-budi dari kesalahan, melindungi dan melengkapinya dengan pengetahuan akan banyak hal." (Konsili Vatikan I)

Mengenai Tuhan Sang Maha Pencipta, Konsili Vatikan sengatlah jelas. Definisi-definisi yang mendahului "anathema" (sebagai sebuah istilah teknis atas teologi Katolik: biarkan ia "diputuskan" atau di-ekskomunikasikan, cf. Gal 1:6-9; Titus 3:10-11; Matt 18:15-17) menandadi sebuah dogma yang tidak bisa ditentang (infallible dogma) dalam iman Katolik (de fide):

  • Mengenai Tuhan Sang Pencipta segalanya
    • Apabila seseorang menolak atas Satu Tuhan yang benar, pencipta dan raja semua hal baik yang kasatmata maupun yang tidak kasatmata: biarkan dia menjadi anathema.
    • Apabila seseorang dengan berani menyatakan bahwa tidak ada hal lain selain benda: biarkan dia menjadi anathema.
    • Apabila seseorang berkata bahwa intisari dari Tuhan dan semua hal lainnya adalah satu dan sama: biarkan dia menjadi anathema.
    • Apabila seseorang berkata bahwa hal-hal yang terbatas, baik jasmani maupun rohani, atau pada tahapan apapun, spiritual, muncul dari suatu hakikat ilahi; atau bahwa intisari ilahi, lewat perwujudan dan evolusinya, menjadi semua hal di dunia ini atau, yang terakhir, bahwa Tuhan adalah sebuah makhluk semesta atau makhluk tak terbatas yang atas dasar kemauan pribadi membentuk semua keistimewaan di dalam genus, spesies dan individual: biarkan dia menjadi anathema.
    • Apabila seseorang tidak mengaku bahwa dunia dan semua hal yang berada di dalamnya, baik spiritual maupun material, diciptakan, menurut hakikat penuh mereka, dari ketidak-beradaan oleh Tuhan; atau berpegang teguh bahwa Tuhan tidak melakukan penciptaan atas dasar keinginan yang bebas dari semua kebutuhan, namun Tuhan melakukannya sebagaimana mestinya, seperti Ia semestinya mencintai diri-Nya sendiri; atau menolak konsep bahwa dunia diciptakan untuk kemuliaan Tuhan: biarkan dia menjadi anathema.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Bernadeane Carr (Impratur Robert H. Brom, Bishop of San Diego). "Adam, Eve, and Evolution". Catholic Answers. Catholic.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-29. Diakses tanggal 2007-10-10. 
  2. ^ Warren Kurt VonRoeschlaub. "God and Evolution". Talk Origins Archive. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-23. Diakses tanggal 2007-10-10. 

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]