iBet uBet web content aggregator. Adding the entire web to your favor.
iBet uBet web content aggregator. Adding the entire web to your favor.



Link to original content: http://id.wikipedia.org/wiki/Amilenialisme
Amilenialisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke isi

Amilenialisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perbandingan interpretasi dari aliran milenialisme Kristen

Amilenialisme adalah istilah bagi ajaran yang meyakini bahwa kerajaan seribu tahun itu tidak ada.[1] Para penganut pandangan ini menolak ajaran pra-milenialisme maupun postmilenialisme.[1] Mereka memercayai bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua, maupun masa sesudah kedatangannya, dunia akan berisi kejahatan dan kebaikan sekaligus.[1] Menurut pandangan Amilenialisme, pada masa kini Kerajaan Allah sudah hadir melalui pemerintahan Kristus dari sorga, pesan-pesan Alkitab, karya pelayanan gereja, dan pekerjaan Roh Kudus.[1] Kemudian nanti akan datang masa "Kesengsaraan Besar" (tribulasi) yang akan dialami hingga kedatangan kembali Kristus di dunia yang waktunya tidak diketahui.[1]

Amilenialisme tidak menyangkali kembalinya Kristus secara harafiah, tetapi mereka menolak pemerintahan Kristus selama seribu tahun didunia ini secara harafiah.

Menurut Amilenialis, Wahyu 20:4-6 menunjuk pada pemerintahan sekarang dari jiwa-jiwa orang percaya yang telah meninggal dengan Kristus disorga". Sedangkan Kerajaan Allah " sekarang hadir di dunia sebagai kemenangan dari Kristus dan memerintah umat-Nya dengan firman-Nya dan Roh-Nya. Meskipun mereka juga menantikan kemuliaan yang akan datang dan kerajaan yang sempurna diatas bumi yang baru dalam kehidupan yang akan datang.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e Ioanes Rakhmat. 2007. 'Tiga Pandangan Tentang Kerajaan "Seribu Tahun"' dalam Berteologi di Tengah Perubahan, ed. Natanael Setiadi. Jakarta: KPT GKI. Hlm. 89-90.
  2. ^ Enns, Paul (2008). "The Moody Handbook of Theology". Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan. 1: 473. 

2. Paul Enns, The Moody Handbook of Theology: Malang: SAAT. Hlm 473-478