Bahasa Man
Bahasa Man (Gaelg atau Gailck, dilafalkan sebagai [ɡilk] atau [ɡilɡ]), juga dikenal sebagai bahasa Gaelik Man, adalah sebuah bahasa Goidelik yang dituturkan di Pulau Man. Penutur ibu terakhir bahasa ini, Ned Maddrell, meninggal pada 1974 dan bahasa ini dinyatakan punah pada 2009. Namun, bahasa ini sudah dibangkitkan setelah itu, dan sekarang merupakan bahasa pengajaran di Bunscoill Ghaelgagh, sebuah sekolah dasar untuk anak-anak yang berumur antara empat sampai sebelas tahun di St. John's, Pulau Man.[8] Hampir 2.000 jiwa dilaporkan menuturkan bahasa ini.
Sejarah
suntingBahasa Man termasuk rumpun bahasa Goidelik atau Gaelik yang masih berhubungan dekat dengan bahasa Irlandia dan Gaelik Skotlandia. Bahasa ini dipercaya sebagai bahasa turunan Gaelik Irlandia dan bahasa primitif Irlandia.[9][10] Bahasa ini pertama kali dibawa oleh para biarawan dan pedagang Irlandia di abad ke-4 dan ke-5 M ke Pulau Man bersamaan dengan penyebaran agama Kristen. Para biarawan mendirikan pemukiman gerejawi dan menetapkan bahasa Gaelik sebagai bahasa pulau, berdampingan dengan bahasa Britonik.[10]
Bahasa Man muncul sebagai bahasa yang berbeda dari bahasa Irlandia atau Gaelik Skotlandia ketika raja terakhir Mann meninggal dunia pada 1265 dan pulau Man berada di bawah kekuasaan Skotlandia. Pulau ini dipindahtangankan berulangkali dari Inggris ke Skotlandia, hingga pada 1405 Raja Henry IV dari Inggris memberikannya pada Sir John Stanley, Letnan Utama Irlandia dan pendukung Wangsa Lancaster. Hubungan dengan penutur bahasa Gaelik pun terputus dan pulau ini menjadi bagian dari Kerajaan Inggris. Sejak saat itu, bahasa resmi dan bahasa administrasi di Pulau Man menggunakan bahasa Inggris atau bahasa Latin, sementara bahasa Man hanya digunakan sebagai bahasa sehari-hari atau bahasa lisan.[10]
Bahasa ini sangat jarang digunakan dalam literatur, bahkan tidak ada catatan tertulis tentang bahasa Man sebelum era Reformasi Inggris. Tulisan pertama ditulis pada 1610 dan buku pertama dalam bahasa Man terbit pada 1707. Tulisan-tulisan ini bersifat religi yang ditulis oleh klerus untuk mengajarkan agama dalam bahasa ibu penduduk pulau.[10]
Periode utama aktivitas penulisan dan penerbitan dalam bahasa Man adalah abad ke-18 M. Periode ini dikatakan 'periode klasik', di mana deskripsi tentang tata bahasa dan leksikografi pertama kali ditulis, meski kamus bahasa Man baru pertama kali diterbitkan pada 1835. Menurut R.L Thomson, salah satu ahli bahasa Man, bahasa ini masih digunakan secara luas pada paruh pertama abad ke-19. Bahasa ini dipergunakan untuk penerbitan koran, pengadilan, dan di gereja-gereja. Pada 1848 terdapat sekitar 60 pendeta lokal Gereja Metodis Wesleyan yang berdakwah dalam bahasa Man; meski layanan gereja dalam bahasa Man turun menjadi hanya sekali sebulan atau sekali setiap 3 bulan pada 1875.[11]
Seperti bahasa Keltik dan Gaelik lainnya, bahasa Man mengalami penurunan penggunaan yang drastis, baik lisan maupun tulisan, sejak abad ke-19 M.[9][11] Penutur ibu bahasa Man semakin menurun karena penggunaan bahasa Inggris yang semakin masif, terutama karena masuknya wisatawan dari Inggris dalam jumlah besar. Tercatat sekitar 600.000 wisatawan berwisata ke Pulau Man yang hanya dihuni 50.000 orang pada awal abad ke-20.[10]
Dalam sebuah surat yang dipublikasikan pada 1872 di koran berbahasa Man, Mona Herald, Pendeta J.T Clarke mengungkap bahwa orang Man harus belajar bahasa Inggris karena digunakan di mana-mana, terutama untuk pariwisata. Kemiskinan di pulau pada pertengahan abad ke-19 disebut berkaitan dengan penggunaan bahasa ini. Penduduk pulau berpikir bahwa bahasa ibu mereka tidak berguna dan hal ini terinternalisasi dalam masyarakat. Penduduk pulau cenderung mengasuh anaknya dalam bahasa Inggris sehingga bahasa Man menuju kepunahan dalam beberapa generasi. [12]
Pada 1901, penutur bahasa Man hanya 9% atau sekitar 4.500 penduduk Pulau Man. Dua dekade kemudian angkanya turun menjadi hanya 1,1% (900) saja.[12] Pada 1950, hanya 10 orang penutur asli yang tersisa. Penutur asli bahasa Man terakhir, Ned Maddrell, tutup usia pada 1974 sehingga bahasa ini sudah tidak memiliki penutur asli.[11][8] Pada 2009, UNESCO menyatakan bahwa bahasa Manx sudah punah.[8][9]
Upaya penyelamatan
suntingUpaya penyelamatan bahasa Man sudah dimulai sejak akhir abad ke-19 ketika muncul sebuah pengumuman di koran lokal pada 1897 yang mengajak masyarakat yang memiliki minat pada bahasa Man untuk berkumpul. Pertemuan ini kemudian menjadi awal pembentukan Masyarakat Bahasa Man (Manx Language Society) pada 1899.[11][12]
Pada abad ke-20 upaya penyelamatan bahasa Man berfokus pada mendokumentasikan dan meniru bahasa Man yang dituturkan Ned Madrell dan beberapa penutur lanjut usia dan mempelajari teks-teks tertulis. Para penggerak bahasa Man mengklaim terdapat tingkat kesamaan yang signifikan antara bahasa Man tradisional dan bahasa Man yang dihidupkan kembali.[13]
Penggunaan
suntingDalam dua dekade terakhir, upaya penyelamatan bahasa Man mendapat perhatian dari masyarakat Man. Terdapat kenaikan minat untuk belajar bahasa Man di sekolah-sekolah dan kini bahasa Man dapat dipelajari hingga level A. Mooinjer Veggey menjalankan kelompok bermain yang mengajarkan bahasa Man pada anak-anak pra-sekolah. Di tingkat sekolah dasar, sekolah Bunscoill Ghaelgagh menjalankan kurikulum yang sepenuhnya menggunakan bahasa Man sejak 2001. Bagi orang dewasa, tersedia kelas-kelas bahasa dan sumber daya belajar yang diproduksi oleh Culture Vannin atau Yayasan Warisan Man, organisasi amal yang mendukung dan mempromosikan budaya Man.[14]
Bahasa Man juga digunakan sebagai penanda untuk nama jalan, nama tempat, dan perkantoran, selain dalam bahasa Inggris. Dalam kegiatan sehari-hari, bahasa Man umumnya juga digunakan sebagai bahasa jejaring dalam kegiatan-kegiatan formal dan informal yang berfokus pada bahasa, lingkungan pertemanan, lingkungan keluarga dan tempat kerja, dan dunia maya.[13]
Referensi
sunting- ^ Man di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
- ^ https://www.gov.im/lib/docs/mnh/education/factfiles/manxlang.pdf.
- ^ http://www.bbc.com/news/magazine-21242667.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Manx". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ "Bahasa Man". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
- ^ a b c "UN declares Manx Gaelic 'extinct'". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2009-02-20. Diakses tanggal 2024-01-30.
- ^ a b c digitalimpact (2022-01-21). "Manx Language: How Did it Return from the Dead?". Global Language Services (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-31.
- ^ a b c d e Murphy, Katie (2018-08). "A Very Brief History of the Manx Language". History Today. Diakses tanggal 2024-01-30.
- ^ a b c d Thomson, R.L. (2000). "The Manx Language". Dalam Belchem, John. A New History of the Isle of Man, Vol. 5: The Modern Period, 1830–1999. Liverpool University Press. hlm. 312–315. ISBN 9781781387788.
- ^ a b c Whitehead, Sarah (2015-04-02). "How the Manx language came back from the dead". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2024-01-31.
- ^ a b Lewin, Christopher (2022-09). "Continuity and hybridity in language revival: The case of Manx". Language in Society (dalam bahasa Inggris). 51 (4): 663–691. doi:10.1017/S0047404521000580. ISSN 0047-4045.
- ^ "Manx Gaelic". Isle of Man Government. Diakses tanggal 2024-01-31.